
Pengelolaan sampah di tempat wisata menjadi salah satu tantangan utama dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menciptakan pengalaman wisata yang nyaman.
Ketika kunjungan wisata meningkat, jumlah sampah yang dihasilkan pun ikut bertambah, terutama di lokasi wisata alam seperti pantai, gunung, dan taman nasional. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah bisa mencemari lingkungan, merusak ekosistem, hingga menurunkan kualitas destinasi wisata itu sendiri.
Untuk itu, pengelolaan sampah menurut laman https://dlhbali.id/ yang efektif bukan hanya menjadi tanggung jawab pengelola wisata, tapi juga seluruh pihak—termasuk wisatawan, pelaku usaha, dan pemerintah daerah. Lalu, bagaimana cara mengelola sampah di tempat wisata dengan tepat?
Edukasi dan Sosialisasi kepada Pengunjung
Langkah pertama yang paling penting adalah edukasi. Banyak wisatawan yang belum menyadari dampak dari sampah yang mereka buang sembarangan.
Papan informasi, poster, atau kampanye digital di media sosial bisa digunakan untuk mengedukasi pengunjung agar lebih peduli terhadap kebersihan. Bahasa yang digunakan harus ramah, ajakan yang bersifat positif, dan disertai dengan konsekuensi nyata dari pembuangan sampah sembarangan.
Selain itu, pengelola juga bisa mengadakan program “Eco Tourism” atau “Wisata Hijau” yang melibatkan wisatawan dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan. Hal ini bukan hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga mempererat hubungan antara pengunjung dan alam.
Penyediaan Fasilitas Tempat Sampah yang Memadai
Fasilitas tempat sampah yang memadai adalah kunci pengelolaan yang baik. Sayangnya, di banyak tempat wisata, jumlah tempat sampah masih sangat terbatas, dan tidak dipisahkan berdasarkan jenis sampah.
Idealnya, tempat wisata harus menyediakan tempat sampah terpisah untuk organik, non-organik, dan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Lokasinya juga perlu strategis—misalnya di dekat area parkir, warung makan, pintu masuk, dan spot populer. Tempat sampah juga harus rutin dibersihkan agar tidak menimbulkan bau dan tidak menarik hewan liar.
Kolaborasi dengan Pelaku Usaha Lokal
Warung makan, toko oleh-oleh, dan penyedia jasa di tempat wisata turut andil dalam menghasilkan sampah. Oleh karena itu, penting bagi pengelola untuk bekerja sama dengan pelaku usaha lokal agar mereka juga berkomitmen mengurangi sampah.
Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain: mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memberikan diskon bagi pengunjung yang membawa botol minum sendiri, serta menyediakan kemasan ramah lingkungan. Langkah-langkah kecil ini jika dilakukan secara konsisten akan berdampak besar terhadap pengurangan volume sampah.
Pengelolaan Sampah Pasca Kunjungan
Setelah sampah dikumpulkan, langkah berikutnya adalah pengelolaan pasca kunjungan. Sampah yang sudah dipilah harus dikelola dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sampah organik bisa diolah menjadi kompos, sedangkan sampah plastik dan kertas bisa didaur ulang atau dijual ke bank sampah.
Jika memungkinkan, tempat wisata juga bisa bekerja sama dengan komunitas pengelola sampah atau LSM lingkungan. Kolaborasi ini tidak hanya mengurangi beban pengelola, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar.
Mengelola sampah di tempat wisata memerlukan keseriusan dan kerja sama dari berbagai pihak. Edukasi kepada pengunjung, penyediaan fasilitas yang memadai, keterlibatan pelaku usaha, hingga pengelolaan pasca kunjungan adalah langkah-langkah penting yang tidak bisa diabaikan.
Ketika pengelolaan sampah dilakukan secara konsisten dan terencana, destinasi wisata akan tetap bersih, lestari, dan menarik untuk dikunjungi dalam jangka panjang.
Tempat wisata yang bersih bukan hanya mencerminkan kualitas manajemen, tetapi juga menunjukkan kesadaran kita sebagai bangsa yang mencintai lingkungan. Kunjungi website resmi DLH di https://dlhbali.id/ untuk info lebih lanjut.