Sobat, bencana tanah longsor sering kali datang secara tiba-tiba dan menimbulkan kerugian besar, baik secara materi maupun korban jiwa. Indonesia sebagai negara dengan kondisi geografis pegunungan dan curah hujan tinggi, termasuk wilayah yang rawan terhadap bencana ini.
Oleh karena itu, penting bagi Sobat untuk memahami apa saja penyebab longsor dan bagaimana cara menurunkan risikonya agar kita bisa lebih waspada dan siap menghadapinya.
Penyebab Terjadinya Longsor
Curah Hujan Tinggi
Sobat pasti tahu, hujan deras yang turun terus-menerus dapat membuat tanah menjadi jenuh air. Kondisi ini mengurangi kekuatan tanah untuk menahan beban di atasnya, sehingga tanah mudah bergerak dan terjadilah longsor.
Kemiringan Lereng yang Terlalu Curam
Daerah dengan lereng curam memiliki kestabilan tanah yang rendah. Ketika ada getaran atau tambahan beban, seperti bangunan atau jalan, tanah di daerah ini bisa mudah runtuh.
Penggundulan Hutan
Pohon berperan penting dalam menjaga kestabilan tanah, Sobat. Akar pohon menahan partikel tanah agar tidak mudah lepas. Ketika hutan digunduli untuk lahan pertanian, permukiman, atau tambang, maka daya ikat tanah menurun drastis dan risiko longsor meningkat.
Getaran atau Aktivitas Seismik
Gempa bumi, ledakan tambang, atau aktivitas konstruksi yang menimbulkan getaran kuat juga dapat memicu pergerakan massa tanah di lereng yang tidak stabil.
Drainase yang Buruk
Air yang tidak tersalurkan dengan baik akan menggenang dan menambah tekanan air pada lapisan tanah. Akibatnya, tanah menjadi licin dan mudah tergelincir.
Pemotongan Lereng Tanpa Perhitungan Teknik
Pembangunan jalan, rumah, atau kebun di daerah lereng sering kali dilakukan tanpa memperhatikan stabilitas tanah. Pemotongan lereng yang tidak tepat bisa memperlemah struktur tanah dan memicu longsor di kemudian hari.
Cara Menurunkan Risiko Longsor
Menanam Pohon dan Vegetasi Penahan Tanah
Akar tanaman dapat memperkuat ikatan tanah dan menyerap kelebihan air hujan. Sobat bisa menanam tanaman berakar kuat seperti bambu, vetiver (akar wangi), atau pohon keras di sekitar lereng.
Membangun Drainase yang Baik
Pastikan air hujan tidak menggenang di sekitar lereng. Buatlah saluran air atau parit agar aliran air bisa lancar dan tidak menambah beban tanah.
Tidak Mendirikan Bangunan di Daerah Rawan Longsor
Sebelum membangun rumah, Sobat perlu memeriksa kondisi tanah dan kemiringannya. Hindari mendirikan bangunan di tebing atau daerah yang pernah mengalami longsor sebelumnya.
Penerapan Rekayasa Teknis
Di wilayah rawan longsor, penggunaan teknologi seperti bronjong, dinding penahan tanah, dan terasering bisa membantu mengurangi risiko. Namun, pemasangan harus dilakukan dengan perhitungan teknik yang tepat.
Edukasi dan Kewaspadaan Masyarakat
Sobat, kesadaran masyarakat sangat penting. Dengan memahami tanda-tanda awal longsor seperti retakan tanah, munculnya mata air baru, atau pohon yang miring, kita bisa melakukan evakuasi lebih cepat dan menghindari korban jiwa.
Reboisasi dan Pengelolaan Lahan yang Bijak
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Reboisasi di daerah gundul serta sistem pertanian terasering di lahan miring bisa menjadi solusi jangka panjang.
Sobat, bencana tanah longsor memang tidak selalu bisa dicegah, tetapi risikonya dapat dikurangi jika kita mau menjaga keseimbangan alam dan menerapkan langkah pencegahan dengan disiplin.
Mulai dari hal kecil seperti tidak menebang pohon sembarangan hingga berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan, semua tindakan Sobat akan berdampak besar bagi keselamatan bersama.
Dapatkan informasi menarik lainnya seputar berita maupun tips pelestarian lingkungan dengan mengakses https://dlhsragen.id/ sebagai laman resmi Dinas Lingkungan Hidup Sragen. Semoga bermanfaat.